Selasa, 10 September 2013

PARTISIPASI adalah KUNCI dari PEMBERDAYAAN

oleh Ben Fleming

telah di-edit oleh Phil Bartle, PhD

diterjemahkan oleh Diana Novianti


Partisipasi tidak selalu menuju pada suatu pemberdayaan. Dibutuhkan lingkungan yang mendukung untuk menumbuhkan aspirasi masyarakat dan kemampuan supaya pemberdayaan dapat terjadi. Beberapa cara untuk mencapai ini adalah:
  • Tidak menyepelekan orang. Berikan mereka peralatan untuk dapat mengatur kompleksivitas, mereka tidak perlu untuk dihindari dari hal tsb.
  • Mengelompokkan/ membagi masalah menjadi lebih kecil sehingga mudah untuk dicerna.
  • Mulai dengan masalah dan isu yang berhubungan dengan mereka secara langsung.
  • Untuk tidak memaksakan ide dan solusi pribadi terhadap permasalahan yang ada.
  • Membantu orang-orang untuk memperlebar persepsi mereka akan pilihan-pilihan yang ada dan membantu menjelaskan implikasi-implikasi akan setiap pilihan.
  • Membangun gambaran akan sukses-sukses awal yang dapat diraih untuk mengembangkan keyakinan para partisipan.
  • Kemampuan "jenjang tangga", kepercayaan dan komitmen terhadap proses: tawarkan beberapa pilihan yang progresif akan level keterlibatan dan membantu mereka untuk terus naik ke jenjang yang lebih tinggi.
  • Pelatihan Pemberdayaan Langsung untuk para peserta mungkin tidak terlalu dihargai - mungkin lebih baik untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan secara organik sebagai bagian dari proses.
  • Selama memungkinkan, hindari solusi yang tidak dapat dikembalikan ke situasi semula. Susunlah proses pembelajaran yang interaktif, dengan pilot dan pengalaman yang kecil, cepat, dan dapat dikembalikan.
  • Terus-menerus mengulas dan memperlebar keanggotaan. Ketika ketertarikan-ketertarikan group sudah diketahui, bagaimana untuk menyatukan mereka ke dalam proses?
  • Membantu orang-orang untuk membangun pengertian mereka akan proses pengambilan keputusan yang kompleks dan jarak jauh yang di mana adalah diluar kekuasan dari proses partisipasi tetapi akan mempengaruhi hasil akhir.
  • Membangun network dan aliansi baru.
  • Rencana-rencana harus berarti dan menjurus kepada aksi.
  • Mengatur hubungan antara kemampuan pribadi atas beberapa group yang berbeda untuk menyampaikan komitmen mereka, kepercayaan publik, dan kontrol akan implementasinya.
  • Membangun kesempatan-kesempatan untuk refleksi dan penilaian.
  • Pastikan orang-orang bergembira! (dari «Panduan Partisipasi yang Efektif» oleh David Wilcox)

Sepuluh Ide-ide kunci tentang Partisipasi

1. Level Partisipasi
Sherry Arnstein (1969) menerangkan partisipasi tangga dengan 8 langkah. Secara singkat adalah sebagai berikut: 1. Manipulasi dan 2. Terapi. Non partisipatif. Tujuannya adalah untuk menyembuhkan atau mendidik para partisipan. Ini adalah rencana terbaik dan tujuan dari keikut-sertaan adalah untuk mencapai dukungan publik dari hubungan umum. 3 Pemberitahuan. Ini adalah langkah pertama terpenting untuk partisipasi yang sah. Tetapi yang terlalu sering terjadi adalah adanya penekanan informasi secara satu arah. Tidak adanya saluran untuk pemberian masukan. 4 Konsultasi. Survey-survey tingkah laku, pertemuan-pertemuan antar warga, dan pertanyaan untuk warga umum. Tetapi ritual yang tidak berarti apa-apa.5 Penenangan. Pemilihan beberapa peserta yang berkarya untuk dijadikan komite. 6 Persekutuan. Kekuasaan dibagikan melalu negosiasi antar warna negara dan pemegang kekuasaan. Tanggaung jawab perencanaan dan pembuatan keputusan ditanggung bersama. 7 Utusan Kekuasaan. Warga-warga negara yang merupakan suara terbanyak dalam komite adalah utusan sebagai pembuat keputusan. Masyarakat umu sekarang memiliki kemampuan untuk memastikan berjalannya program-program untuk rakyat. 8 Kontrol Masyarakat. Lainnya mengurus seluruh pekerjaan perencanaan, pembuatan polis, dan mengatur program.

2. Niat dan Proses
Partisipasi tidak terjadi begitu saja, tetapi harus diniatkan. Seseorang harus mengurus prosesnya selama beberapa waktu, dan memperbolehkan yang lain untuk ikut terlibat dalam pengontrolan. Proses ini dijelaskan dalam 4 fase: Permulaan - Persiapan - Partisipasi - Keberlangsungan.

3. Kontrol
Pemulai berada di posisi kuat untuk memutuskan seberapa besar kontrolnya. Keputusan ini sama dengan mengambil langkah dalam tangga - mengambil langkah level partisipasi.

4. Kuasa dan Tujuan
Untuk mengerti akan partisipasi perlu melibatkan pengertian akan kekuasaan: kemampuan akan kepentingan-kepentingan yang berbeda untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Kekuasaan akan bergantung pada siapa yang memiliki informasi dan uang. Kekuasaan juga bergantung pada kepercayaan diri dan kemampuan masyarakat. Banyak organisasi yang tidak mengizinkan orang untuk berpartisipasi karena mereka takut kehilangan kontrol. Namun, ada banyak situasi ketika bekerja sama justru membuat semua orang mencapai lebih daripada ketika mereka bekerja sendiri. Ini menunjukkan keuntungan-keuntungan dari partisipasi.

5. Peran dari Penyelenggara
Penyelenggara banyak mengontrol apa yang terjadi. Penting bagi mereka untuk selalu mengingat bagian yang mereka perankan.

6. Para Pemegang Saham dan Komunitas
Pemegang Saham adalah seseorang yang mengambil bagian/ resiko akan apa yang terjadi. Siapa yang akan terpengaruh oleh proyek-proyek, siapa yang mengontrol informasi, kemampuan, dan uang yang dibutuhkan, siapa yang akan menolong dan siapa yang menghindar? Setiap orang yang terpengaruh tidak memiliki hak suara yang sama. Gunakan piramid/ tangga untuk mencari tahu siapa yang memiliki kekuasaan tertinggi.
Komunitas yang berpartisipasi bergantung pada proyek karena berbeda masyarakat berbeda pula kepentingannya.

7. Persekutuan
Akan sangat berguna ketika beberapa individu dengan kepentingan yang berbeda mau untuk berkumpul bersama secara formal maupun informal untuk mencapai tujuan bersama. Mereka tidak harus sama di dalam kemampuan, finansial, ataupun kepercayaan diri, tetapi mereka harus saling percaya dan mempunyai komitmen yang sama. Membangun suatu kepercayaan dan komitmen membutuhkan waktu.

8. Komitmen
Komitmen adalah sisi lawan dari ketidakacuhan: orang-orang yang berkomitmen ingin untuk mencapai sesuatu, orang apatis tidak. Tetapi apakah yang menggiring menuju komitmen? Dengan tidak meminta orang lain "kalian harus peduli", melainkan mengundang mereka ke pertemuan publik atau mengekspos mereka dengan selebaran menarik. Orang peduli tentang sesuatu yang menarik bagi mereka, dan menjadi berkomitmen ketika mereka merasa dapat mencapai sesuatu. Pemaksaan kehendak tidak akan berhasil. Apabila orang-orang tidak acuh terhadap usulanmu, kemungkinan besar karena mereka tidak mempunyai ketertarikan/ konsern yang sama.

9. Kepemilikan terhadap ide-ide
Kemungkinan besar orang akan berkomitmen untuk mengusung tuntas sesuatu apabila mereka ikut menyumbang ide, atau biarkan mereka berkata "Hal tsb sudah terpikirkan oleh kami". Dalam pelaksanaannya ini berarti mengadakan proses pencarian ide, membantu mereka untuk berpikir akan kepraktisan ide-ide, dan bernegosiasi dengan yang lain akan hasil yang dapat diterima bersama. Keacuhan berbanding lurus dengan keikutsertaan dalam ide dan hasil.

10. Kepercayaan Diri dan Kapasitas
Pelaksanaan ide-ide tergantung akan kepercayaan diri dan kemampuan individu. Banyak dari proses partisipasi mengikutsertaan pembukaan wawasan baru. Adalah tidak realistis untuk mengharapkan para individu atau kelompok kecil secara tiba-tiba mampu untuk membuat keputusan kompleks dan ikut-serta dalam proyek-proyek besar. Mereka membutuhkan pelatihan atau kesempatan untuk belajar secara formal dan informal, untuk membangun kepercayaan diri dan kepercayaan kepada sesama.

Daimbil dari Panduan Partisipasi yang Efektif oleh David Wilcox: http://www.partnerships.org.uk/guide/index.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar